|
Evander Mongkaren |
“Kisah Ku”
Cintamu adalah keindahan
Memandangmu selalu tak membuatku jemu
Cintamu adalah nafasku
Denganmu aku ingin hidup seribu tahun lagi
Karena cintamu membuat hidupku sempurna
Kenapa aku sayang sama kamu
Setelah aku jauh darimu
Tak henti-hentinya kumenangis
Tak henti-hentinya hatiku bersedih
Dan tak henti-hentinya kumeratapi waktu yang tersisa
Hanya untukmu
Memang kita telah jauh rasanya
Memang kita sudah tak bersama
Jika memang kita ditakdirkan tuk bersama selamanya
Cinta kita takkan kemana
Andai engkau ada disini
Aku akan selalu menjaga dan mencintaimu
Andai kau tercipta untukku
Akan kurangkai kisah terindah hanya untukmu
kurindukan pagiku saat kau bangunkanku dari pulas tidurku
kurindukan siangku saat kau teduhkan jiwa yang letih
kurindukan malamku saat kau mengajakku ke dalam indah taman
mimpi yang kau rajut dengan tulus kasihmu
Aku pernah jatuhkan setetes air mata di selat Sunda.
Di hari aku bisa menemukannya lagi
Itulah waktunya aku berhenti mencintaimu.
Jika waktu dapat berhenti berputar
Aku berharap itu waktu kita sedang bahagia
Jika waktu harus berjalan pergi
Aku berharap kamu tidak akan melupakanku
Aku melakukan semuanya hanya untukmu
Karena aku sayang kamu
Dan tidak ingin kehilanganmu
Aku berharap kita akan selalu bersama
Hingga aku tidak bisa menyebut nama indahmu
Aku hanya ingin habiskan malamku denganmu
Aku hanya ingin mendengar suaramu
Dan aku hanya ingin mendengar ucapanmu yang tenangkan hatiku
Aku petik daun untuk ku jadikan kertas
Aku patahkan ranting untuk ku jadikan pena
Aku teteskan airmata untuk ku jadikan tinta
Lalu kutulis bahwa
Aku sayang kamu
Kemanakah akan kucari ketenangan hati
Ketika engkau beranjak pergi
Karena hingga saat ini engkau belum juga kembali
Kemanakah aku temukan jatidiri
Ketika semua penantian diriku tiada berarti
S-eandainya
E-ngkau
L-ebih kenal
A-kan diriku
M-aka aku
A-kan
T-ersenyum
M-anis untukmu
A-gar engkau
L-ebih tahu
A-ku senantiasa
M-erindukanmu
"Keremangan Cinta"
Ku tarik dan
hembuskan nafas ini perlahan
saat renungi keadaan ... hingga ingatan ini membuat
nafas yang ku tarik dan ku hembuskan ini pun semakin kencang
Aku sempat bertanya, Kenapa kesunyian ini membuatku sepi,
dan aku benar-benar benci ...
Dalam malam yang hitam dan kelam, aku harus selalu tenggelam
dan kenapa dalam siang yang ku lalui pun hari-hariku harus
seperti belati,
yang menari di urat nadi,,,
dan setelah kaupun mengerti tentang arti dari semua
ketulusan ini
saat itu aku sudah ada lagi, hingga sesalmu iringi tangis,,,
Saat Jasadku di balut kain putih polos.