Jumat, 30 November 2012

Penguasaan Asing Atas Ekonomi Indonesia Sudah Melewati Batas

Penguasaan Asing Atas Ekonomi Indonesia Sudah Melewati Batas

JAKARTA,- Pengamat ekonomi Kwik Kian Gie, menyayangkan beragam kebijakan pemerintah yang lebih pro pada investor asing, yang pada akhirnya mengakibatkan kekuatan ekonomi Indonesia dikuasai oleh asing. Dari data yang dimiliki Kwik, kekuatan ekonomi kita tidak lebih dari 2 persen hingga 8 persen saja. Kwik pun menyalahkan masalah ekonomi ini kepada para Menteri Ekonomi.
“Indonesia kini dikuasai oleh asing, kekuasaan ekonomi apalagi. Saham saham penting milik negara dan sumber daya alam sudah lebih dari setengah telah beralih kepemilikan oleh koorporasi asing,” terang Kwik, sambil menyebut bahwa kepenguasaan asing di tambang tambang yang menghasilkan emas, perak dan tembaga kini telah mencapai 90 persen.
Tidak hanya itu saja, menurut pakar ekonomi ini, tambang minyak yang ada di negara ini malah sudah sekitar 90 persen dikuasai oleh investor asing. Begitu pula dengan roda ekonomi mulai dari kepemilikan saham Indosat yang kini dimiliki asing
Padahal sejak tahun 1967 lalu, negara membatasi ruang gerak koorporasi asing masuk Indonesia, dengan hanya bisa terjun dan masuk ke roda perekonomian dengan jumlah sekitar 5 persen saja. Namun mulai tahun 1994 asing mulai menggebrak pasar dengan pencapaian sekitar 60 persen hingga 80 persen.
“Dan kini hasilnya sudah hampir mencapai 92 persen perusahaan dan aset aset negara yang didapat melalui alam, sudah dikuasai oleh asing. Bagaimana mungkin ekonomi kerakyatan dikatakan maju,” katanya di Jakarta Jumat 2 Agustus 2011.
Intervensi asing terhadap perekonomian Indonesia juga dirasakan oleh anggota komisi III DPR fraksi Golkar Bambang Soesatyo. “Kepemilikan asing dibeberapa saham milik kita sudah melewati batas. Ini harus segera kita seriusi,” terang Bambang seperti dilansir matanews.com yang mengaku terkejut dengan data yang dibeber oleh Kwik.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Bank Indonesia (BI) dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mendorong perbankan agar mengurangi kepemilikan asing. Agus merasa khawatir, jika industri perbankan Indonesia tidak mempersiapkan diri dengan baik maka pada saat pemberlakuan ASEAN Economy Community, maka lapangan kerja di industri tersebut makin mudah dicaplok oleh tenaga-tenaga asing.
Data Bank Indonesia, per Februari 2011 terdapat empat bank persero, 36 bank umum swasta nasional (BUSN) devisa, 31 BUSN non devisa, 26 bank pembangunan daerah, 14 bank campuran, dan 10 bank asing. Kredit yang dikucurkan bank asing mencapai Rp117,057 triliun per Februari 2011. Dana pihak ketiga yang dihimpun sebesar Rp127,249 triliun. Total aset 10 bank asing sebesar Rp228,171 triliun.

By,
Bud'z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar